Born to be The King

Sunday Service | Mt. Zion Church | 23 December 2018 | Born To Be The King | Christmas Series | John 18:36-37

 

Pesan penting Natal ternyata bukan hanya ditemukan di bagian awal Injil (Matius, Markus, Lukas, Yohanes), melainkan juga dapat kita temukan di bagian akhir Injil. Mendekati akhir pelayanan Tuhan Yesus di atas bumi ini, ketika berhadapan dengan Pilatus, Tuhan Yesus menjelaskan siapa diri-Nya, untuk apa Dia dilahirkan dan datang ke dunia ini. Tuhan Yesus adalah RAJA! Dia dilahirkan untuk menjadi RAJA! Dia datang ke dalam dunia ini untuk jadi RAJA! Memperingati Natal berarti merenungkan kembali apakah Tuhan Yesus benar-benar sudah menjadi raja dalam hidup kita. Memperingati Natal juga berarti memeriksa diri sendiri apakah kita sudah siap bergabung dalam Kerajaan-Nya. Mari kita menyambut Natal dengan cara yang diinginkan oleh Tuhan dan bukan hanya dengan tren yang dibuat oleh dunia ini.

 

Jawab Yesus: “Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini; jika Kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba-hamba-Ku telah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi, akan tetapi Kerajaan-Ku bukan dari sini.” Maka kata Pilatus kepada-Nya: “Jadi Engkau adalah raja?” Jawab Yesus: “Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku.” Yohanes 18:36-37

 

Ketika 2000 tahun yang lalu Tuhan Yesus lahir sebagai raja, tidak banyak orang yang memberikan respon positif. Dari seisi kota Betlehem hanya para gembala yang datang menyambut Sang Raja. Bahkan setelah Tuhan Yesus berusia 30 tahun dan memulai pelayanan-Nya Luk3:23, tidak 100% orang Israel mau menyambut-Nya sebagai Raja Mat13:57. Apakah kita mau memberikan respon yang positif dan menyambut Tuhan Yesus sebagai RAJA, mengizinkan Tuhan Yesus bertahta sebagai raja dalam hidup kita? Menyambut Tuhan Yesus sebagai RAJA memiliki banyak arti yang harus kita renungkan dan lakukan. Saat ini kita akan merenungkan 3 makna Tuhan Yesus datang sebagai RAJA di atas dunia ini.

 

RAJA AGRIPA v.s. RAJA SEGALA RAJA

 

Kata Agripa kepada Paulus: “Engkau diberi kesempatan untuk membela diri.” Paulus memberi isyarat dengan tangannya, lalu memberi pembelaannya seperti berikut: “Ya raja Agripa, aku merasa berbahagia, karena pada hari ini aku diperkenankan untuk memberi pertanggungan jawab di hadapanmu terhadap segala tuduhan yang diajukan orang-orang Yahudi terhadap diriku, terutama karena engkau tahu benar-benar adat istiadat dan persoalan orang Yahudi. Sebab itu aku minta kepadamu, supaya engkau mendengarkan aku dengan sabar.

Sebab itu, ya raja Agripa, kepada penglihatan yang dari sorga itu tidak pernah aku tidak taat. Kisah Rasul 26:1-3, 19

 

Rasul Paulus menunjukkan sikap dan respon yang sangat baik dalam menyambut Tuhan Yesus sebagai RAJA. Sekalipun berhadapan dengan raja Agripa yang adalah penguasa di saat itu, Paulus tidak gentar sedikitpun dan tetap menunjukkan ketaatannya pada Raja di atas segala raja, Kristus Yesus. Dengan tegas Paulus berkata bahwa ada Raja yang jauh lebih berkuasa dan jauh lebih penting ditaati, Raja yang telah memberinya penglihatan dari surga, dan Paulus memutuskan untuk TIDAK PERNAH TIDAK TAAT, atau dengan kata lain Paulus berkomitmen untuk SELALU TAAT!

Menyambut Tuhan Yesus sebagai RAJA berarti kita harus menaati segala perintah-Nya. Natal bukan hanya perayaan melainkan penyembahan! Orang Majus datang untuk menyembah Tuhan Yesus Mat2:2. Menyembah Tuhan berarti meninggikan posisi Tuhan dan merendahkan posisi kita. Menerima Tuhan Yesus sebagai Raja berarti menganggap segala prestasi dan pencapaian kita seperti sampah dan mengambil prinsip kebenaran Sang Raja sebagai yang paling mulia dan paling tinggi dalam hidup kita Flp3:8. Perintah Raja harus ditaati dan diikuti dengan totalitas. Alkitab adalah perintah Sang Raja, kebenaran Firman adalah titah Sang Raja yang harus dibaca dan ditaati. Ketika seorang raja menetapkan suatu hukum, maka hukum itu akan berlaku di seluruh area kerajaan dan tidak ada seorang pun yang dapat mencari-cari alasan untuk melanggarnya ataupun berpura-pura tidak tahu. Berbahagialah mereka yang mau membaca hukum itu dan menaatinya, namun celakalah mereka yang tidak mau membaca hukum itu dan ternyata kemudian melanggarnya Ams13:13!

 

Karena titah raja berkuasa; siapakah yang akan mengatakan kepadanya: “Apakah yang baginda buat?” Siapa yang mematuhi perintah tidak akan mengalami perkara yang mencelakakan, dan hati orang berhikmat mengetahui waktu pengadilan. Pengkhotbah 8:4-5

 

Kita perlu selalu taat pada perintah Tuhan yang kita terima, baik melalui pembacaan Firman Tuhan setiap hari, melalui khotbah di gereja ataupun pelajaran Alkitab yang kita terima, ataupun yang disampaikan melalui saudara seiman dan orang-orang di sekeliling kita. Bahkan Tuhan juga dapat berbicara melalui orang-orang kafir untuk mengingatkan kita, seperti Tuhan memakai Firaun Nekho untuk mengingatkan raja Yosia 2Taw35:20-22. Tuhan memerintahkan kasih, kesabaran, penguasaan diri, pengampunan, kekudusan, sukacita, bersaksi, dan perintah-perintah lainnya untuk kita taati satu demi satu. Mari kita melihat dan menerima Firman Tuhan sebagai perintah Sang Raja, Raja di atas segala raja yang harus ditaati, sehingga kita dapat berkata seperti Paulus, “Kepada perintah yang dari surga itu, tidak pernah aku tidak taat.”

 

HAK SEORANG RAJA

 

Ketika orang Israel meminta raja, hati Samuel sempat merasa kesal karena orang Israel menolak untuk diperintah oleh Samuel 1Sam8:6-18. Dalam perasaan kesalnya, Samuel memilih untuk berdoa dan akhirnya dia mengerti bahwa sebenarnya orang Israel bukan menolak Samuel melainkan menolak Tuhan sebagai raja. Selain itu, Samuel juga akhirnya dapat mengerti bahwa momen itu menjadi kesempatan yang baik bagi orang Israel untuk belajar mengerti apa yang menjadi hak seorang raja secara jasmani, dan kemudian juga dapat mengerti apa yang seharusnya menjadi hak Sang Raja secara rohani.

Seorang raja berhak untuk memiliki segala sesuatu yang kita miliki! Seorang raja berhak mengambil dan memperkerjakan rakyatnya. Seorang raja berhak untuk menikmati hasil pekerjaan dan hasil ladang rakyatnya. Raja berhak karena dia adalah orang nomor satu dalam wilayah kekuasaannya! Menyambut dan menerima Tuhan Yesus sebagai raja juga berarti mengizinkan Tuhan Yesus memiliki segala sesuatu yang kita miliki!

 

namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku. Galatia 2:20

 

Bukan lagi hidup untuk diri sendiri melainkan hidup untuk Tuhan, untuk menyenangkan hati Tuhan, untuk mencari apa yang Tuhan mau dan bukan yang kita mau! Menyambut Tuhan Yesus sebagai raja berarti mau mematikan daging, menyalibkan segala ambisi dan cita-cita pribadi Gal5:24, untuk mengikuti dan mengejar apa yang menyenangkan hati Tuhan.

 

HIDUP DI DALAM KERAJAAN

 

Tuhan Yesus berulang kali memperkenalkan konsep surga sebagai suatu kerajaan! Dalam doa Bapa Kami disebutkan: “Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu Mat6:10.” Di hadapan Pilatus, Tuhan Yesus mengatakan, “Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini Yoh18:36.” Dalam Matius, surga disebut sebagai ‘Kerajaan Surga’ sebanyak 34x dan dalam Lukas disebutkan sebagai ‘Kerajaan Allah’ sebanyak 31x. Tuhan ingin membuka mata dan mencelikkan hati kita, supaya kita mempersiapkan diri untuk hidup di dalam lingkungan Kerajaan Surga, di mana Tuhan memerintah sepenuhnya dengan peraturan Kerajaan Surga, dan kita akan hidup BERSAMA-SAMA dengan penduduk Kerajaan Surga untuk selama-lamanya dalam kekekalan!

Menyambut Tuhan Yesus sebagai RAJA juga memiliki konsekuensi menyambut dan menerima saudara-saudara seiman lain yang juga menyambut Tuhan Yesus sebagai Raja! Kalau Tuhan Yesus menerima seseorang di dalam Kerajaan-Nya maka sudah sepantasnya dan seharusnya kita juga menyambut orang tersebut sebagai sesama penduduk Kerajaan! Orang Farisi ingin masuk ke surga tetapi mereka tidak mau hidup di dalam sistem Kerajaan Surga! mereka menganggap dirinya lebih benar daripada orang-orang berdosa yang telah bertobat. Orang Farisi dan ahli Taurat bersungut-sungut karena Tuhan Yesus mau menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka Luk15:4. Orang Farisi menganggap dirinya lebih benar lalu memandang rendah semua orang lain Luk18:9. Sikap seperti ini adalah sikap yang berbahaya, sikap yang merugikan, bahkan sikap yang tidak dapat diterima dalam Kerajaan Surga!

Kita harus belajar untuk mengenal gaya kepimpinan Sang Raja. Menerima Tuhan Yesus sebagai Raja berarti juga harus mau menerima cara dan sistem Kerajaan Surga. Kerajaan Surga akan menerima semua orang yang mau bertobat dan menerima Tuhan Yesus sebagai Juru Selamat dan Raja dalam hidup mereka. Apapun latar belakangnya, asalkan mereka mau bertobat, maka Tuhan Yesus menerima mereka dengan kasih yang tak bersyarat. Tuhan Yesus mau menerima Zakheus yang bertobat, sementara orang Farisi tetap membencinya. Tuhan Yesus mau menerima orang-orang Samaria, sementara orang Israel mengucilkan penduduk Samaria. Tuhan Yesus mau menerima bangsa-bangsa kafir yang datang pada Allah, sementara di awal Kisah Para Rasul orang-orang Israel menganggap keselamatan hanya untuk mereka. Dalam Kerajaan Surga kita akan bertemu dengan orang dari berbagai suku, bahasa, kaum, dan bangsa. Tuhan Yesus telah membeli mereka dengan darah yang kudus dan tak bercela, bahkan Tuhan akan membuat semua umat tebusan-Nya menjadi suatu KERAJAAN Wah5:9-10.

Mari kita menyiapkan diri untuk hidup dalam lingkungan Kerajaan Allah. Kita mau menerima Tuhan Yesus sebagai RAJA yang memerintah seutuhnya dalam hidup kita, kita mau taat sepenuhnya pada hukum Kerajaan Surga, kita mau mengizinkan Tuhan memiliki semua yang kita miliki, dan kita mau bersiap diri menyambut semua umat tebusan dalam Kerajaan Surga. Selamat merayakan hari Natal 2018 dengan sukacita surga dan Tuhan Yesus bertahta sebagai RAJA dalam hidup kita. AMIN.

Tags: ,

Comments are closed.

Comments are closed.