Memperingati Perjamuan di Malam Terakhir

18 SEPTEMBER: Pembacaan Alkitab: Amsal 30-31 & Lukas 22:1-23

 

Sesuatu yang sangat penting perlu untuk diperingati bukan hanya setahun sekali melainkan berkali-kali. Perjamuan di malam terakhir sangatlah penting maknanya bagi orang beriman sehingga gereja Tuhan selalu memperingatinya dengan sungguh-sungguh & menekankan pentingnya perjamuan suci bagi semua jemaat.

// Lalu Ia mengambil roti, MENGUCAP SYUKUR, memecah-mecahkannya & memberikannya kepada mereka, kata-Nya: “Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku. (NKJV: in remembrance of Me)” Demikian juga dibuat-Nya dengan cawan sesudah makan; Ia berkata: “Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu.” (Lukas22:19-20) //

Ada begitu banyak hal yang harus kita peringati dalam perjamuan malam terakhir, salah satunya adalah kekuatan pengucapan syukur yang ditunjukkan Tuhan Yesus! Sekalipun Tuhan Yesus tahu bahwa nubuat tentang penyerahan diri-Nya & kematian-Nya akan segera digenapi tidak lama lagi namun yang keluar dari mulut-Nya tetaplah pengucapan syukur. Tidak ada kekhawatiran & ketakutan yang ditunjukkan di hadapan murid-murid-Nya sehingga tidak ada yang sadar juga rupanya bahwa malam itu adalah kesempatan terakhir bagi mereka untuk makan bersama dengan Sang Guru sebelum penyaliban terjadi.

Memperingati pengorbanan Kristus melalui momen perjamuan suci di gereja berarti juga harus memperingati teladan Kristus untuk mengucap syukur dalam segala hal! Dibandingkan dengan salib yang akan dihadapi Tuhan Yesus maka sebenarnya tidak ada satupun dari masalah kita yang terlalu berat. Kalau Tuhan Yesus tetap mengucap syukur di malam terakhir maka berarti kita juga harus meneladani & memperingati pengucapan syukur itu melalui mulut kita.

// Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu. (1Tesalonika5:18) //

Tags: ,

Comments are closed.

Comments are closed.