Cara Hidup yang Memuliakan Allah

23 NOVEMBER: Pembacaan Alkitab: Yehezkiel 20-21 & Yohanes 15

 

Ketika seorang beriman ditanya tentang tujuan hidup maka jawaban yang kadang muncul adalah hidup untuk memuliakan Allah. Jawaban itu benar & memang harus demikian yang menjadi tujuan hidup kita. Tuhan ingin supaya hidup kita membawa kemuliaan bagi Allah, bukan mempermalukan nama-Nya (Rm2:24). Hidup yang memuliakan Allah bukan berarti membuat Allah menjadi semakin mulia karena Dia adalah Allah yang Maha Mulia. Hidup yang memuliakan Allah adalah cara hidup yang justru paling menguntungkan bagi diri kita sendiri karena itulah sikap hidup yang menyenangkan hati-Nya & pasti akan mendatangkan perkenanan Allah dengan limpah.

// Jikalau kamu tinggal di dalam Aku & firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki & kamu akan menerimanya. Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak & dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku.” *Yohanes 15:7-8* //

Hidup memuliakan Allah tidak dapat dipisahkan dari hidup MELEKAT dengan Allah. Melekat berarti menjaga hubungan yang selalu dekat, baik melalui saat teduh kita tiap hari, juga melalui persekutuan dengan saudara seiman dalam kelompok sel & ibadah di gereja lokal. Hidup yang MELEKAT berarti *siap untuk dibersihkan* oleh Firman Tuhan sehingga kita dimampukan untuk lebih banyak berbuah. Proses pembersihan kadang tidak nyaman bahkan menyakitkan, namun tetaplah taat & setia karena itulah proses hidup yang menyenangkan hati Allah.

// Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya & setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku & Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. *Yohanes 15:2-4* //

Tags: ,

Comments are closed.

Comments are closed.