Garam Perdamaian

13 JUNI: Pembacaan Alkitab: Ezra 6-8 & Markus 9:30-50

 

Orang beriman dipanggil sebagai garam dunia (Mat5:13-16), bukan garam yang tawar melainkan garam yang asin, yang memiliki karakter kuat & mudah dikenali sekitarnya. Salah satu arti garam ternyata adalah hidup dalam perdamaian, tidak hanya hidup berdamai dengan Allah tetapi juga hidup berdamai dengan orang-orang yang ada di sekitarnya. Seperti garam yang sudah seharusnya rasa asinnya selalu dapat dirasakan demikian pula hidup kita sebagai ciptaan yang baru sudah seharusnya memancarkan perdamaian yang nyata & dapat dirasakan orang di sekeliling kita.

// Garam memang baik, tetapi jika garam menjadi hambar, dengan apakah kamu mengasinkannya? Hendaklah kamu selalu mempunyai garam dalam dirimu & selalu hidup berdamai yang seorang dengan yang lain.” (Markus 9:50) //

Di dalam Kristus kita dijadikan sebagai ciptaan baru (2Kor5:17) & dimampukan untuk selalu hidup berdamai. Tetap menyimpan amarah & hidup dalam kebencian bukanlah karakter umat Tuhan. Menyebarkan kebencian & menularkan kemarahan juga bukan bagian kita sebagai orang beriman. Sebagai garam dunia yang harus kita pancarkan adalah kedamaian & bukannya kebencian. Dipanggil sebagai garam dunia berarti dipanggil sebagai duta perdamaian Kristus (2Kor5:18-20), mendamaikan orang lain dengan Allah juga mendamaikan orang lain dengan sesamanya. Tentunya itu semua juga harus diawali dengan sikap hidup kita yang selalu mengusahakan perdamaian dengan semua orang. Perdamaian hanya akan terjadi ketika niat pembalasan ditiadakan & diserahkan pada Allah karena itu adalah hak-Nya.

// Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, HIDUPLAH DALAM PERDAMAIAN dengan semua orang! Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan. (Roma12:18-19) //

Tags: ,

Comments are closed.

Comments are closed.