Prinsip Pergaulan Tuhan Yesus

16 AGUSTUS: Pembacaan Alkitab: Mazmur 94-96 & Lukas 5:17-39

 

Dalam pelayanan-Nya di Israel Tuhan Yesus menunjukkan bagaimana  Dia mengasihi semua orang yang ada di sekelilingnya termasuk orang-orang berdosa. Hal itu tentu saja mengagetkan orang Farisi & ahli Taurat karena mereka tidak mau berurusan sama sekali dengan orang-orang yang mereka anggap berdosa. Mereka tidak lagi mau peduli dengan orang berdosa yang terhilang, tidak ada lagi belas kasihan, bahkan mereka telah menghakiminya dengan keras. Bukan sikap seperti itu yang Tuhan inginkan. Tuhan mengajar pada murid-murid-Nya juga pada kita semua anak-anak-Nya untuk memiliki belas kasihan ilahi.

// Orang-orang Farisi & ahli-ahli Taurat bersungut-sungut kepada murid-murid Yesus, katanya: “Mengapa kamu makan & minum bersama-sama dengan pemungut cukai & orang berdosa?” Lalu jawab Yesus kepada mereka, kata-Nya: “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat.” (Lukas 5:30-32) //

Sebagai anak-anak Allah kita harus menjadi BERKAT bagi tiap lingkungan pergaulan kita. Berkat yang mendatangkan kesembuhan & pertobatan. Artinya bukan kita yang dipengaruhi melainkan kitalah yang harus mempengaruhi & memberikan dampak ilahi dalam pergaulan. Tuhan Yesus makan & minum bersama dengan pemungut cukai & orang berdosa NAMUN Tuhan Yesus tidak pernah turut berkompromi dalam dosa mereka! Prinsip pergaulan orang beriman juga harus memberi DAMPAK & BERKAT ILAHI seperti yang diteladankan Tuhan Yesus. Sebab itu Tuhan memanggil kita untuk MELEKAT dalam pokok anggur yang benar & BERAKAR KUAT dalam kebenaran Firman Tuhan.

Bukan kebetulan Tuhan telah menempatkan kita untuk berada dalam tiap lingkaran pergaulan yang ada. Misi anak-anak Allah adalah jadi berkat & membawa pertobatan. Jangan justru terhanyut & terpengaruh dalam pergaulan yang merugikan (Yud1:22-23).

Tags: ,

Comments are closed.

Comments are closed.