WHY CONTENTMENT IS SO IMPORTANT

1 AUGUST
Daily Bible Reading: 1Timothy 6, Psalms 57-59

 

WHY CONTENTMENT IS SO IMPORTANT

 

Paul explained two things that are so important for the journey of our faith. Paul wrote: “Now godliness with contentment is great gain. For we brought nothing into this world, and it is certain we can carry nothing out. And having food and clothing, with these we shall be content 1Tim.6:6-8.”

 

Godliness simply means walk in holiness just like God. Godliness must be accompanied with contentment, and contentment must be done in godliness. People may try to live in contentment by their own strength. It may look good, but it will not bring great gain. Paul called this as things have an appearance of wisdom in self-imposed religion, false humility, and neglect of the body, but are of no value against the indulgence of the flesh Col.2:23.

 

In the other side, people may try to walk in godliness, but without contentment it will be impossible to continue. Godliness will definitely lead us to the eternity where we will carry nothing from this world. The great gain is about what we will experience in the eternity Rev.14:13. God will do His works in a miraculous way to teach us about contentment so that we will be able to agree completely with what Jesus said: “Heaven and earth will pass away, but My words will by no means pass away Luk.21:33.” Let’s be ready to learn and live in contentment until we can say just like Paul: “I have learned in whatever state I am, to be content: I know how to be abased, and I know how to abound. Everywhere and in all things, I have learned both to be full and to be hungry, both to abound and to suffer need Phil.4:11-12.”

 

MENGAPA BERPADA ITU SANGAT PENTING

 

Paulus menjelaskan dua hal yang sangat penting bagi perjalanan iman kita. Paulus menulis: “Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar. Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kitapun tidak dapat membawa apa-apa ke luar. Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah 1Tim.6:6-8.”

 

Ibadah secara sederhana berarti berjalan dalam kekudusan seperti halnya Allah. Hidup yang beribadah harus disertai dengan rasa cukup (berpada), dan rasa cukup harus dikerjakan dalam hidup yang beribadah. Orang mungkin dapat mencoba untuk hidup dalam rasa cukup dengan kekuatan diri sendiri. Hal ini mungkin terlihat bagus, namun tidak akan membawa keuntungan besar. Paulus menyebut ini sebagai hal-hal yang nampaknya penuh hikmat dengan ibadah buatan sendiri, seperti merendahkan diri, menyiksa diri, tidak ada gunanya selain untuk memuaskan hidup duniawi Kol.2:23.

 

Di sisi lain, orang mungkin dapat mencoba menjalani hidup yang beribadah, namun tanpa rasa cukup maka mereka tidak mungkin untuk melanjutkannya. Hidup yang beribadah pasti akan menuntun kita pada kekekalan di mana kita tidak akan membawa apa pun dari dunia ini. Keuntungan yang besar adalah tentang apa yang akan kita alami dalam kekekalan Wah.14:13. Allah akan melakukan pekerjaan-Nya dengan cara yang ajaib untuk mengajar kita tentang rasa cukup sehingga kita akan dapat sepenuhnya bersetuju dengan apa yang dikatakan Yesus: “Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu Luk.21:33.” Mari kita bersiap untuk belajar dan hidup dalam rasa cukup sampai kita dapat berkata seperti Paulus: “Aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan. Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan Flp.4:11-12.”

Tags: ,

Comments are closed.

Comments are closed.