Sign of A Disciple

Sunday Service (M884) | Mount Zion Church | 22 September 2019 | Sign of A Disciple | Discipleship Series | Matthew 28:19-20

 

Tuhan Yesus selalu mencari murid! Amanat Agung diberikan supaya murid-murid-Nya menjangkau lebih banyak orang untuk dijadikan murid Mat.28:19-20. Jemaat mula-mula dalam Kisah Para Rasul juga disebut sebagai murid. Bahkan sebutan ‘Kristen’ untuk pertama kalinya muncul dan diberikan juga pada murid-murid karena pola hidup mereka yang sama seperti Kristus Kis.11:26. Menjadi murid Kristus adalah panggilan ilahi yang diberikan pada semua orang beriman. Menjadi murid Kristus berarti menjadi orang beriman yang memiliki visi dan misi yang sangat jelas, yaitu terus bertumbuh sampai menjadi seperti Sang Guru yang adalah Kristus sendiri Ef.4:13, Luk.6:40. Jabatan orang beriman dalam dunia pelayanan boleh beragam dan bermacam-macam, namun semuanya tanpa kecuali tetap harus memiliki hati dan sikap sebagai seorang murid Kristus yang selalu rindu untuk belajar, rindu untuk berubah, rindu untuk bertumbuh, sama seperti yang selalu menjadi kerinduan rasul Paulus: mengenal Dia, dan kuasa kebangkitan-Nya, dan persekutuan dalam penderitaan-Nya Flp.3:10. Dalam pengajaran-Nya di malam terakhir sebelum disalibkan, Tuhan Yesus memberikan perintah baru pada murid-murid-Nya yang setia dan sejati, suatu perintah baru yang akan menjadi tanda yang sangat jelas dan membedakan murid-murid Kristus dari yang lainnya: SALING  MENGASIHI!

 

Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.” Yohanes 13:34-35

 

PERINTAH BARU

 

Mengapa Tuhan Yesus menyebutnya sebagai suatu perintah yang baru? Bukankah Tuhan Yesus selalu mengajar untuk mengasihi musuh? Bukankah Tuhan Yesus juga sudah mengajarkan bahwa hukum yang terutama adalah hukum kasih? Perikop ini dicatat sesudah Yudas pergi untuk berkhianat Yoh.13:31-35. Tuhan Yesus menekankan pengajaran tentang saling mengasihi hanya pada 11 murid yang tinggal setia sampai akhir. Tuhan Yesus tahu bahwa saat-Nya sudah tinggal sedikit dan setelah itu Tuhan Yesus harus pergi ke tempat yang tidak mungkin didatangi oleh murid-murid-Nya. Tuhan Yesus tidak akan ada lagi bersama-sama dengan mereka secara fisik. Kalau sebelumnya orang-orang mengenali mereka sebagai murid Tuhan Yesus karena mereka selalu berjalan bersama-sama dengan Tuhan Yesus, selanjutnya tidak lagi demikian. Sekalipun Tuhan Yesus sudah tidak lagi bersama-sama dengan mereka, namun orang HARUS TAHU bahwa mereka adalah murid-murid Kristus, dan hal ini dimungkinkan hanya dengan sikap saling mengasihi antara murid yang satu dengan murid yang lain. Sekalipun konsep kasih sudah diajarkan Tuhan Yesus dari sejak awal, namun perintah untuk saling mengasihi memang adalah perintah yang BARU disebutkan bahkan HANYA disebutkan Tuhan Yesus di pengajaran malam terakhir. Hukum kasih sebagai hukum yang terutama dibuat menjadi NYATA melalui tindakan saling mengasihi! Tuhan Yesus tahu kelebihan dan kelemahan yang ada di antara murid-murid-Nya. Ada Petrus yang suka berbicara, ada Tomas yang suka tidak percaya, ada juga Yohanes dan Yakobus yang ibunya pernah datang dan meminta posisi kekuasaan, setiap murid memiliki ciri khasnya masing-masing. Kalau sebelumnya Tuhan Yesus yang selalu menjadi penengah di antara mereka, sekarang mereka harus bersiap diri untuk saling menerima satu sama lain dan saling mengasihi satu sama lain. Ini adalah TANDA murid Kristus!

 

Perintah yang baru ini juga harus menjadi nyata dalam kehidupan bergereja. Tuhan Yesus tidak hadir secara fisik dalam gereja namun orang harus tahu bahwa kita adalah murid-murid Tuhan Yesus. Dalam persekutuan tubuh Kristus kita harus belajar dan selalu menerapkan perintah yang baru, perintah untuk saling mengasihi antara satu dengan yang lain, belajar menerima kelebihan dan kelemahan yang ada dengan kasih Kristus, dengan rendah hati menganggap yang lain lebih utama daripada dirinya sendiri. Paulus mengulang kembali perintah baru ini pada jemaat di Filipi. Paulus mengajarkan supaya jemaat, dalam hidupnya bersama sebagai murid-murid Kristus, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus Flp.2:5-7. Saling mengasihi adalah wujud nyata hukum kasih yang harus selalu diterapkan dalam persekutuan tubuh Kristus.

 

Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan, karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga. Filipi 2:1-4

 

TANTANGAN PERINTAH BARU

 

Perintah yang baru ini ternyata juga tidak mudah untuk diterapkan. Lebih mudah untuk mengasihi Tuhan karena Tuhan tidak pernah berbuat jahat pada kita. Bahkan mungkin lebih mudah untuk mengasihi orang lain yang tidak kita kenal karena kita tidak bertemu mereka secara rutin. Namun yang diinginkan Tuhan dari seorang murid Kristus adalah kemauannya untuk saling mengasihi, mau mengasihi orang lain yang juga disebut sebagai murid Kristus. Mengapa kadangkala kita merasa sulit untuk saling mengasihi?

 

Tantangan yang pertama adalah karena manusia cenderung suka membalas. Mungkin kita pernah disakiti, pernah dikecewakan, pernah dilupakan, dan pasti itu menimbulkan suatu luka yang membawa rasa sakit dan mendorong kita untuk membalasnya. Alkitab mencatat bahwa tabiat manusia lama adalah suka membalas. Dalam Wasiat Lama bahkan diperbolehkan membalas: mata ganti mata, gigi ganti gigi, tangan ganti tangan, kaki ganti kaki, lecur ganti lecur, luka ganti luka, bengkak ganti bengkak Kel.21:24-25. Namun di dalam Kristus kita menjadi ciptaan baru, yang lama sudah lenyap dan berlalu, yang baru sudah datang 2Kor.5:17. Sebagai ciptaan baru yang harus kita lakukan adalah sama seperti yang dilakukan Tuhan Yesus. Murid Kristus tidak boleh lagi punya keinginan membalas ataupun mewujudkan pembalasan dalam bentuk yang lain (misalnya menjaga jarak atau tidak lagi bersikap seperti dahulu)! Tabiat manusia lama harus dikuburkan dan diganti dengan karakter manusia baru. Tuhan Yesus mengajarkan kita untuk membalas kejahatan dengan kebaikan Rom.12:21, mengasihi musuh, mendoakannya, melakukan yang baik untuknya, bahkan juga memberkatinya Mat.5:44 (KJV: love, bless, do good, pray). Ingat doa Tuhan Yesus: “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat Luk.23:34.” Setiap orang tua dengan mudah mengampuni kesalahannya anak-anaknya yang masih kecil (sekalipun kadang membawa sakit yang besar dan membekas) karena mereka tidak tahu apa yang sedang mereka perbuat. Cara kita memandang sesama juga harus sama dengan cara Tuhan Yesus memandang orang yang berbuat jahat pada-Nya: mereka tidak tahu, mereka tidak sadar, mereka tidak berkuasa mengubah tabiat lama mereka Rom7.24. Dengan memiliki cara pandang Kristus seperti ini maka kita akan dimampukan untuk melihat kesakitan yang kita alami sebagai kesempatan untuk membawa mereka menjadi manusia baru di dalam Kristus Rom7.25 (membawa orang lain bergerak dari Roma 7:24 menuju Roma 7:25. Paulus juga pernah disakiti Markus, Paulus marah bahkan Paulus juga membalasnya dengan cara tidak lagi mengikutsertakan Markus dalam perjalanan misi berikutnya Kis.15:37-39. Namun akhirnya Paulus sadar, bertobat dari amarahnya dan memanggil Markus kembali 2Tim.4:11.

 

Tantangan yang kedua adalah karena manusia cenderung mudah bosan, bosan untuk mengampuni kesalahan yang sama, bosan melihat kelemahan orang lain yang tidak kunjung berubah. Tuhan Yesus mengajari kita untuk mengampuni 7 kali dalam sehari untuk kesalahan yang sama Luk.17:4. Berarti kita harus siap mengasihi dan mengampuni minimum 7 kali dalam sehari untuk kesalahan yang sama buat orang yang sama juga. Begitu masuk di hari yang baru, kita juga harus menyediakan kasih dan pengampunan yang juga baru. Murid-murid minta minta tambahan iman untuk dapat dimampukan melakukan hal itu. Mereka berkata: “Tambahkanlah iman kami Luk.17:5!” Kita juga perlu iman yang lebih besar untuk bisa mengasihi orang lain. Iman bahwa Tuhan akan memberi kesempatan dan menjamah orang itu untuk bertobat; iman bahwa kejahatan orang itu tidak akan melebihi kekuatan kita; iman bahwa apa yang sedang kita lakukan diperhatikan dan dicatat Tuhan; iman bahwa orang itu menjadi pengolahan untuk membawa kita makin bertumbuh; iman bahwa orang itu pasti akan diubahkan Tuhan melalui kasih Kristus yang dinyatakan melalui tindakan kita. Jangan bosan untuk saling mengasihi karena Tuhan juga tidak pernah bosan untuk mengasihi anak-anak-Nya. Justru inilah yang membuat keberadaan murid Kristus menjadi nyata di tengah dunia yang semakin gelap ini: murid Kristus tidak pernah bosan untuk saling mengasihi!

 

Tantangan yang ketiga untuk saling mengasihi adalah takut disakiti lagi. Trauma membuat orang sulit mengasihi. Namun sesungguhnya kasih Allah akan melenyapkan ketakutan 1Yoh.4:18, kasih yang sempurna akan melenyapkan ketakutan. Tidak perlu takut untuk disakiti lagi karena kita punya iman! Mengasihi berarti mau mengampuni, melupakan, dan menerima kembali. Filemon adalah seorang murid yang taat dan sangat baik dalam melayani Tuhan, namun ternyata Filemon pernah menjebloskan Onesimus dalam penjara karena kesalahan penipuan yang dilakukannya. Paulus bertemu dengan Onesimus di penjara dan meminta Filemon untuk menerima Onesimus kembali, BUKAN lagi sebagai seorang hamba yang bekerja di rumah Filemon seperti dahulu, melainkan diterima sebagai seorang saudara kekasih karena Onesimus kini juga adalah seorang murid Fil.1:16. Secara perhitungan akal, menerima Onesimus dan mengasihinya sebagai seorang murid Kristus akan mendatangkan risiko. Risiko untuk terjadi penipuan lagi, risiko untuk disakiti lagi. Namun Paulus dengan tegas mengajarkan dan meminta Filemon untuk menerima Onesimus kembali, bukan lagi sebagai mantan penipu melainkan sebagai seorang saudara yang kekasih. Jangan takut untuk mengasihi orang lain, jangan takut untuk saling mengasihi, jangan takut dimanfaatkan, jangan takut kasih kita disia-siakan (abuse; misuse). Suatu perusahaan yang besar tidak perlu takut program kasihnya (baca: program promosi) dimanfaatkan orang-orang yang hanya sekedar ingin cari untung melalui promosi tersebut. Perusahaan besar tidak perlu takut karena mereka mendapatkan keuntungan yang jauh amat terlebih besar dibanding jumlah yang mungkin disalahgunakan oleh orang-orang yang hanya iseng tersebut. Demikian juga kalau kita memiliki kasih Allah yang tanpa batas, memiliki kasih Allah yang melimpah dalam hidup kita, maka tidak akan ada lagi ketakutan dalam hidup kita untuk disakiti orang, tidak lagi khawatir untuk dikhianati, karena kita punya sumber kasih yang tidak pernah habis!

 

CONCLUSION & CHALLENGE

 

What it’s all about?

Tanda murid Kristus adalah SALING MENGASIHI: mau mengasihi sesama murid Kristus yang ada dalam satu persekutuan tubuh Kristus, satu gereja lokal, satu bidang pelayanan, satu kepanitiaan, satu tim pelayanan. Mengetahui lebih banyak kelemahan dan keterbatasan membawa kecenderungan untuk lebih sulit mengasihi. Namun Tuhan Yesus justru memberikan PERINTAH BARU pada murid-murid-Nya untuk saling mengasihi dan justru inilah tanda khas yang akan menunjukkan identitas kita sebagai murid Kristus! Segala tantangan yang mungkin muncul harus dikalahkan. Jangan menyimpan rasa sakit, jangan ingin membalas dalam bentuk apapun, jangan mempertahankan ego diri sendiri. Sebagai murid Kristus kita belajar untuk merendahkan bahkan mengosongkan diri seperti yang dilakukan Kristus. Jangan bosan untuk mengasihi sekalipun sesama murid yang lain melakukan 7 kesalahan yang sama dalam sehari. Jangan takut kasih kita disalahgunakan karena kita memiliki sumber kasih yang tanpa batas, Allah adalah kasih!

 

Insights and impressions:

Persekutuan tubuh Kristus yang kokoh akan menghasilkan hal-hal yang luar biasa! Murid-murid Kristus yang bersatu dan mau saling mengasihi membawa kegerakan yang sangat besar dalam sepanjang masa gereja mula-mula (Kisah Para Rasul), menjadi gerakan hujan awal yang menumbuhkan gereja Tuhan. Sekarang giliran kita murid-murid Kristus di akhir zaman untuk menjadi hujan akhir, menamatkan rencana Tuhan atas gereja-Nya! Kita juga harus saling mengasihi satu dengan yang lain, membangun tubuh Kristus yang kokoh dan siap melakukan perkara-perkara besar di akhir zaman ini bersama dengan Allah Maz.60:14.

 

Next steps:

Kalau ada rasa sakit yang belum terobati, mari datang pada Tuhan yang sanggup untuk menyembuhkan dengan sempurna setiap rasa sakit yang ada sehingga kita dimampukan untuk saling mengasihi. Mengasihi berarti mau menerima kembali, bukan dengan kadar kasih yang lebih rendah dari hari-hari yang lalu melainkan dengan kadar kasih yang harus lebih tinggi dan mulia, sama seperti yang diajarkan Paulus pada Filemon untuk menerima Onesimus: bukan lagi sebagai hamba, bukan lagi sebagai mantan penipu, melainkan sebagai seorang saudara yang kekasih. AMIN.


Comments are closed.

Comments are closed.